In Devil’s Arm – part 5

Keesokan harinya Prue muncul di kantor seperti biasa. Dengan dua kopi di tangan, kemeja Dominique dan tas miliknya sendiri. Penting baginya untuk terlihat normal hari ini. Ia tidak mau Dominique menganggapnya omong besar kemarin. Lagipula ia sudah menyakinkan dirinya sendiri kalau ia memang sanggup menghadapi Patrick. Patrick adalah Dominique dalam versi santai. Atasan yang bolehContinue reading “In Devil’s Arm – part 5”

in Devil’s Arm – part 4

“Kapan kamu akan mulai memberi penjelasan Prudence Danura.” mulai Dominique ketika mereka sampai di lift. Tempat yang dirasanya sudah cukup aman untuk membahas masalah pribadi. Lagipula ia tidak berpikir dapat menahan rasa penasarannya sampai mereka masuk ke mobil. Prue meringkis, tahu kalau ia lebih baik menjawab sekarang, sejak Dominique menyebut nama lengkapnya dengan nada menuntutContinue reading “in Devil’s Arm – part 4”

Double Matters – Act 21

Untuk kesekian kalinya aku pikir aku tahu aku ada dimana, tapi lagi-lagi aku harus bertanya pada Ethan. “Laboratorium.” jawab Ethan singkat. Aku mengedarkan pandanganku ke arah rumah pondokan dengan tumbuhan rambat menutupi hampir seluruh dinding luar pondok tersebut. Palang namanya nyaris tak terbaca karena tertutup oleh pohon tinggi dengan daun rindang. Pohon beringin. Ethan menarikkuContinue reading “Double Matters – Act 21”

In devil’s arm -part 2

Immigrant Dominique tiba bersama Annisa sesuai dengan jadwal. Jam 11 lewat. Ia melirik perempuan di sebelahnya. Cantik, seksi dan menarik. Semua perempuan pilihannya selalu sama. Tidak bercacat. Karena selera Dominique tidak kurang dari itu dan ia tahu ia pantas mendapatkannya. Ia mengidarkan pandangannya mencari Patrick. Sepupunya yang mendadak kembali dari pengasingan, mengutip berita yang iaContinue reading “In devil’s arm -part 2”

In devil arm – part 1

Lobby Gedung SE “Pagi Bu Prudance. Tenang, Pak Dominique belum tiba. Jangan lari-lari.” sapa satpam membiarkan Prue melewati pengencekan ID tanpa ditunjukan kartu ID Prue. “Makasih Mas, salam untuk istri yah… Kasih tahu nastar buatannya enak banget!” balas Prue sedikit berteriak. Agak sulit melewati kerumunan orang dengan 2 kopi starbucks yang di tangan kanan danContinue reading “In devil arm – part 1”

Double Matters – Act 19

“Maria…. Aria….” rintih Denise yang dengan cepat berubah menjadi teriakan bersemangat dengan senyum lebar dan wajah kuyu namun jelas terlihat besemangat di depan pintu, terduduk sambil dipegangi oleh suster, dokter, Mama Denise dan Mario. Aku terkesiap, nyaris terjatuh karena lemas tapi lengan Ethan menopangku dengan sigap dan mendorongku sedikit ke depan. Dorongan kecil yang melahirkanContinue reading “Double Matters – Act 19”

M to Z – Epilog (Tie 25)

Zee sedang duduk di taman, menghadap danau besar, di Puncak. Ini perayaan 6 bulan sejak ia dan Max berpacaran. Walau Zee ragu apakah 6 bulan ini bisa dianggap berpacaran. Rasanya ia lebih banyak bekerja. Ia sudah menjadi stylist pribadi FoxT. Cynthia menganggap itu kontrak besar, karena mereka bersedia membayar 500 juta untuk kontrak 1 tahun.Continue reading “M to Z – Epilog (Tie 25)”